Oleh : M. H. Catur Mardiko
Seorang marboth atau takmir masjid memegang peran yang vital dalam segala pelaksanaan kegiatan masjid. Setiap aktivitas masjid yang berhubungan dengan ibadah rutinan adalah hal yang wajib untuk dilaksanakan. Kesakralan adzan misalnya, kumandang adzan merupakan penentu bahwa masjid atau mushola tersebut berfungsi atau tidak. Adzan menandakan ditegakkannya sholat fardhu. Kemerduan kumandangnyalah yang sangat dinanti-nantikan oleh jiwa umat muslim dimanapun berada. Betapa berharganya para pelaku kumandang adzan.
Kegiatan masjid lainnya seperti kajian Ramadhan, pelaksanaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha hingga pada penjagaan kebersihan masjid diperlukan kemakmuran masjid. Salah satu tujuan dari kemakmuran masjid adalah untuk memberikan pelayanan & kenyamanan jamaah dalam beribadah. Tak pelak keprofesionalan dari setiap penggerak kemakmuran masjid sangatlah diperlukan.
Lalu bagaimana agar keprofesionalan dapat dimiliki oleh setiap marboth? Sebelum kita bahas hal ini, patut diingatkan terlebih dahulu bahwa menjadi seorang marboth haruslah memiliki motivasi seperti yang tertera pada firman Allah berikut ini,
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Q.S. At Taubah:18)
Para pemegang peran marboth telah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Biasanya disebut sebagai ahlus suffah yang identic dengan kaum tidak mampu. Namun, ada juga marboth berprestasi pada zaman sahabat, yang paling dikenal adalah Abu Hurairah ra. Beliau memiliki prestasi dalam menghafal hadits Rasul saw. sehingga manfaatnya terasa hingga masa kini.
Nah, pada saat ini kita hidup di zaman modern abad 21. Dunia sudah mulai sesak dengan populasi manusia, ilmu dan teknologi, bahkan juga sesak akan dosa, karena saking makin maraknya perbuatan maksiat yang hadir di dunia. Oleh karena itu, amat diperlukan perubahan mindset atau pemikiran oleh seorang marboth masa kini.
- Berubahlah dari mengerti menjadi memahami
- Berubahlah dari biasa menjadi luar biasa
- Berubahlah dari acuh menjadi peka
- Berubahlah dari menjadi visioner
- Berubahlah dari tradisional menjadi modern
“Apabila kalian melihat orang yang membiasakan dirinya berada di dalam masjid, maka persaksikanlah bahwa dia itu beriman, kemudian beliau membacakan “Innamaa ya’muru masajidallah”. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dan Abu Said).
“Barang siapa membangun masjid yang diniatkan untuk memperoleh keridhaan Allah, niscaya Allah membangun baginya rumah di surga.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi)
Demikian pula sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibu Abbas yang hadits tersebut dinilai marfu’ menjelaskan hadits Rasulullah SAW :
مَنْ بَنىَ اللهُ مَسْجِدًا وَلَوْكَمِفْحَصِ قَطَاةٍ (اَلْمَوْصِنْعُ الَّذِى تَفْحَصُ التُّرَابُ عَنْهُ وَتَكْسِفُهُ لِتَبِيْضَ فِيْهِ) لِبَيْضِهَا بَنىَ اللهُ لَهُ بَيْتًافِى الْجَنَّةِ
“Barang siapa membangun masjid karena Allah, meskipun seluas tanah galian burung merpati (tempat ia menggali tanah untuk bertelur di dalamnya), niscaya Allah akan membangun rumah baginya di surga” (HR, Ahmad)
Wallahu’alam bisshawab